Tanggal Rilis | : | 1 April 2009 |
Ukuran File | : | 0.12 MB |
Abstraksi
Memasuki bulan Maret 2009 beberapa daerah mengalami panen padi sehingga dengan meningkatnya produksi dan pasokan beras menyebabkan harga beras di pasar sedikit mengalami penurunan. Selain itu cuaca yang relatif baik untuk tanaman sayur-sayuran menyebabkan meningkatnya produk hasil pertanian sehingga harga beberapa jenis sayuran juga mengalami penurunan. Pada bulan Maret 2009 di Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,25 persen berada pada peringkat ke 33 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Secara keseluruhan sebanyak 44 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,67 persen dan deflasi terbesar terjadi di Maumere sebesar 1,34 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK) inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,85 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar 0,70 persen, sandang 1,72 persen, pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,20 persen serta kelompok transpor dan komunikasi sebesar 0,08 persen. Sementara dua kelompok mengalami penurunan indeks yaitu kelompok bahan makanan turun sebesar 0,68 persen dan jasa kesehatan 0,18 persen.
Beberapa komoditi yang memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya adalah emas perhiasan, rokok kretek filter, kontrak rumah, gula pasir, pasir, upah pembantu rumah tangga, pisang, pepaya, semangka dan ikan mas. Laju inflasi Kota Bandar Lampung tahun kalender yaitu sebesar 0,92 persen dan inflasi “year on year” (Maret 2009 terhadap Maret 2008) sebesar 11,76 persen