April 2011, kelompok bahan makanan memberikan andil yang paling besar dalam pembentukan deflasi di Kota Bandar Lampung. Sementara kelompok yang menjadi penahan laju deflasi yaitu kelompok sandang dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Penurunan harga berbagai komoditi di kelompok bahan makanan membentuk deflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,10 persen.
Hanya satu kelompok pada bulan April 2011 yang mengalami penurunan indeks yang menyebabkan deflasi yaitu kelompok bahan makanan yang lebih disebabkan karena turunnya harga-harga cabe merah, beras, bayam, cabe rawit, cabe hijau, telur ayam ras, dan bawang merah. Lima kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks yang menahan laju deflasi adalah kelompok sandang, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar, kelompok transpor, komunikasi, & jasa keuangan, kelompok kesehatan, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau. Deflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 16 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Sebanyak 9 kota mengalami inflasi dan 57 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 0,52 persen, sedangkan deflasi terbesar terjadi di Jambi sebesar 1,57 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK), deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan 0,96 persen. Adapun kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan indeks, sementara kelompok sandang mengalami kenaikan indeks 0,57 persen, kelompok perumahan naik 0,48 persen, kelompok transpor 0,05 persen, kesehatan 0,04 persen, dan makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 0,01 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya cabe merah, beras, bayam, cabe rawit, bedak, cabe hijau, telur ayam ras, semen, bawang merah, dan gula pasir. Inflasi tahun kalender (point to point) April 2011 yaitu 1,00 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Kota Bandar Lampung sebesar 9,94 persen.