Tanggal Rilis | : | 1 April 2009 |
Ukuran File | : | 0.15 MB |
Abstraksi
NTP Provinsi Lampung Februari 2009 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 108,57 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 95,55 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 104,33 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 104,01 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt) dan 115,18 untuk Subsektor Perikanan (NTP-Pi). Sedangkan NTP Provinsi/Gabungan tercatat sebesar 105,29, yang mengalami kenaikan 3,51 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 101,72.Kenaikan NTP sebesar 3,51 persen tersebut terjadi karena naiknya indeks yang diterima petani sebesar 4,33 persen, sementara indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen. Komoditas yang memicu kenaikan indeks yang diterima petani Provinsi Lampung bulan Februari 2009 khususnya adalah komoditas coklat biji, ketela pohon, gabah, udang, ikan mas, dan daging sapi.Bila NTP per subsektor bulan Februari 2009 dibandingkan dengan Januari 2009, terlihat bahwa empat dari lima subsektor NTP mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman padi dan palawija (6,18%), tanaman hortikultura (1,86%), peternakan (1,17%), dan tanaman perkebunan rakyat (0,71%). Sementara satu subsektor lainnya, yaitu subsektor dan perikanan mengalami penurunan sebesar 0,45%. Dari 32 Provinsi yang dilaporkan pada Februari 2009, sebanyak 22 Provinsi mengalami kenaikan indeks dan 10 provinsi mengalami penurunan indeks. Kenaikan tertinggi NTP Februari 2009 terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 3,51 persen, karena kenaikan harga yang diterima petani pada subsektor tanaman padi dan palawija, hortikultura, peternakan, dan tanaman perkebunan rakyat. Sementara itu, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bali yaitu turun sebesar 1,16 persen, karena turunnya harga yang diterima petani pada kelima subsektor yang ada.Pada Februari 2009, terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Lampung sebesar 1,08 persen karena kenaikan indeks harga yang tinggi di empat kelompok pengeluaran yaitu: bahan makanan (1,23%), makanan jadi (1,04%), sandang (7,21%), dan pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,21%). Sementara tiga kelompok lainnya mengalami penurunan indeks, yaitu perumahan (0,33%), kesehatan (0,61%), serta transportasi dan komunikasi (3,02%)