Setelah tiga bulan mengalami deflasi, pada Juni 2011 Kota Bandar Lampung kembali mengalami inflasi. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar memberikan andil yang paling besar dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung. Kemudian berturut-turut diikuti kelompok bahan makanan; kelompok kesehatan; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga; dan kelompok sandang. Sementara hanya satu kelompok yang menahan laju inflasi yaitu kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan. Kenaikan harga berbagai komoditi di enam kelompok pengeluaran tersebut membentuk inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,29 persen.
Enam kelompok pengeluaran pada bulan Juni 2011 mengalami kenaikan indeks yang menyebabkan inflasi, dan hanya kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami penurunan indeks. Inflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 53 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Sebanyak 65 kota mengalami inflasi dan hanya 1 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 3,76 persen, sedangkan inflasi terendah di Padang Sidempuan sebesar 0,04 persen. Deflasi terjadi di Tanjung Pinang sebesar 0,57 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK), inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok pengeluaran kesehatan naik 0,96 persen; perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar naik 0,66 persen; kelompok bahan makanan naik 0,22 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,09 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,09 persen; dan kelompok sandang naik 0,09 persen. Adapun kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,01 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, jeruk, bayam, telur ayam ras, tomat sayur, ketimun, kue basah, kacang panjang, dan daging ayam ras. Inflasi tahun kalender (point to point) Juni 2011 yaitu 1,26 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Kota Bandar Lampung sebesar 8,42 persen.