Pasca ramadhan dan lebaran di bulan Agustus 2012, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi tertinggi sepanjang tahun 2011-2012. Enam kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung dan hanya satu kelompok yang menahan laju inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Kenaikan harga berbagai komoditi di enam kelompok pengeluaran tersebut membentuk inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 1,12 persen.
Enam kelompok pengeluaran pada bulan Agustus 2012 mengalami kenaikan indeks yang menyebabkan inflasi. Inflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 30 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 66 kota, seluruhnya mengalami inflasi, inflasi tinggi terjadi di Palu 2,81 persen; Samarinda 2,29 persen; dan Manado 2,16 persen, sedangkan inflasi rendah terjadi di Medan sebesar 0,04 persen; Pematang Siantar 0,10 persen; dan Batam 0,16 persen.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 4,35 persen; kelompok bahan makanan naik 2,92 persen; kelompok kesehatan naik 0,65 persen; kelompok sandang naik 0,29 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,13 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,02 persen. Sementara satu kelompok yang menahan laju inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar turun 0,01 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya tarif sekolah SLTP, ikan kembung segar, beras, tahu mentah, daging sapi, tarif sekolah SD, bawang putih, cumi-cumi segar, ikan mas segar, ikan teri segar, tauge/kecambah, daging ayam ras, daun singkong, tomat sayur, dan tempe. Inflasi tahun kalender (point to point) Agustus 2012 Kota Bandar Lampung adalah sebesar 3,35 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Agustus 2012 sebesar 4,77 persen.