NTP Provinsi Lampung Januari 2011 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 126,08 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 107,02 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 112,93 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 105,45 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt) dan 112,53 untuk Subsektor Perikanan (NTP-Pi). Sedangkan NTP Provinsi/Gabungan tercatat sebesar 117,29.
Kenaikan harga pada sub sektor tanaman pangan seperti harga gabah dan naiknya harga pada sub sektor tanaman hortikultura seperti cabe, tidak mampu meningkatkan kesejahteraan petani karena harga barang/jasa konsumsi jauh lebih tinggi sehingga menjadikan NTP Lampung turun 0,69 persen dibanding bulan sebelumnya.
Bila NTP per subsektor bulan Januari 2011 dibandingkan dengan Desember 2010, terlihat bahwa dua dari lima subsektor NTP mengalami kenaikan, sub sektor tanaman perkebunan rakyat yang naik 0,12 persen dan sub sektor perikanan naik 0,06 persen sedangkan tiga subsektor mengalami penurunan yaitu sub sektor tanaman pangan (1,19%), sub sektor tanaman hortikultura (0,15%) dan sub sektor peternakan ( 0,76).
Dari 32 Provinsi yang dilaporkan pada Januari 2011, sebanyak 20 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi NTP Januari 2011 terjadi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu 1,05 persen, ini dikarenakan harga yang dibayar petani hanya naik 0,36 persen sedangkan harga yang diterima petani naik 1,41 persen. Sementara itu, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Papua yang turun sebesar 0,93 persen, karena terjadi kenaikan harga yang dibayar petani 0,62 persen sementara harga yang diterima petani turun 0,31 persen.
Januari 2011 terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Lampung sebesar 1,51 persen. Inflasi di daerah pedesaan disebabkan oleh naiknya indeks harga pada seluruh kelompok pengeluaran. Kenaikan yang cukup tinggi terutama terjadi pada kelompok bahan sandang, bahan makanan, dan makanan jadi.