Tanggal Rilis | : | 1 November 2011 |
Ukuran File | : | 0.43 MB |
Abstraksi
NTP Provinsi Lampung Oktober 2011 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 133,65 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 110,07 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 124,90 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 105,43 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt) dan 114,21 untuk Subsektor Perikanan (NTP-Pi). Sedangkan NTP Provinsi/Gabungan tercatat sebesar 123,67.
Turunnya harga pada sub sektor tanaman pangan seperti harga ketela pohon dan turunnya harga pada sub sektor perikanan seperti ikan kurisi, menjadikan NTP Lampung turun 0,02 persen serta didorong oleh naiknya harga barang dan jasa yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diterima oleh petani.
Bila NTP per subsektor bulan Oktober 2011 dibandingkan dengan September 2011, terlihat bahwa tiga subsektor NTP mengalami kenaikan yaitu sub sektor tanaman hortikultura naik 0,38 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,45 persen dan sub sektor peternakan naik 0,08 persen. Sementara itu, sub sektor mengalami penurunan yaitu sub sektor tanaman pangan yang turun 0,27 persen serta sub sektor perikanan yang turun 0,51 persen.
Dari 32 Provinsi, sebanyak 20 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan tertinggi NTP terjadi di Provinsi Jawa Barat yaitu 1,08 persen, ini dikarenakan harga yang dibayar petani hanya naik 0,02 persen sedangkan harga yang diterima petani naik 1,11 persen. Sementara itu, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah Tengah yang turun sebesar 0,76 persen, karena terjadi harga yang dibayar petani turun 0,02 persen sementara harga yang diterima petani turun jauh lebih besar yaitu 0,78 persen.
Oktober 2011 terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Lampung sebesar 0,47 persen. Inflasi di daerah pedesaan terutama disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok perumahan, dan didukung oleh naiknya indeks pada kelompok yang lain kecuali kelompok transportasi dan komunikasi.